Kata pengantar
Puji syukur kehadirat
tuhan yang maha esa sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah yang berjudul “salmonella
typhi” ini, kami susun untuk memenuhi tugas matakuliah Biotoksin.
Penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik itu dari segi
penulisan, bahasa, maupun kosa kata yang digunakan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapar berguna bagi kita
semua umumnya dan terlebih bagi kami penulis khususnya.
Padang, 03 Januari 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata
pengantar....................................................................................................... i
Daftar
isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...........................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 3
C.
Tujuan........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Defenisi......................................................................................................
5
B.
Sifat Bakteri
Salmonella Typhi................................................................. 5
C. Struktur
Antigen........................................................................................
6
D. Faktor
Virulensi......................................................................................... 7
E. Epidemiologi............................................................................................. 7
F. Penularan................................................................................................... 8
G. Cara Pemeriksaan
Laboratorium............................................................... 9
H. Pengobatan................................................................................................ 11
I.
Pencegahan................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................ 14
B.
Saran.......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka....................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di seluruh dunia, demam typhus
mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun, menyebabkan hampir 600.000
kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut sebagai
Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki
reservoir alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang
sejarah munculnya infeksi almonella typhi manusia, namun diperkirakan telah
menyebabkan kematian tokoh terkenal seperti penulis Inggris dan penyair Rudyard
Kipling, penemu pesawat, Wilbur Wright, dan Kekaisaran Yunani Alexander Agung.
Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa
6.000 orang meninggal karena demam tipus di awal abad ke-17. Penyakit ini
jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju, tetapi selalu
menimbulkan risiko munculnya.
Salmonella adalah suatu
genus bakteri enterobakteria
gram-negatif berbentuk tongkat/batang yang
menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies
Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella
dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya,
rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang
pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi. Habitat
Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman
terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier
adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah
kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging,
kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak
berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada
pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x 0.5-0.8
mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Kelas
:Psilopsida.
·
Ordo
:Psilotales.
·
Family
:Psilotaceae.
·
Genus
:Salmonella.
· Species
:salmonella typhi.
Habitat Inang bagi Salmonella adalah
usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan
mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi.
Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme
ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak
berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada
pewarnaan gram bersifat gram negatif.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh
manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri masuk
kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa,
sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari
setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa menimbulkan gejala demam tifoid
berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut
dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama orang
dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil
kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang
biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5
minggu, diikuti komplikasi utama berupa perdarahan pada saluran pencernaan dan
perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa
dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi bakteri, uji serelogi
dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody
spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen
itu sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini
meliputi : uji widal, uji dipstick, tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent
assay (ELISA).
B. Rumusan masalah
1. Mengetahui
struktur antigen salmonella typhi.
2.
Mengetahui
fektor virulensi pada salmonella typhi.
3.
Mengetahui
sifat bakteri salmonella typhi.
4. Mengetahui
penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5.
Mengetahui cara
pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6.
Mengetahui cara
pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7.
Mengetahui cara
pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2.
Untuk
mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Untuk
mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4.
Untuk
mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Untuk
mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Untuk
mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella
typhi.
7. Untuk
mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Salmonella typhi merupakan salah satu
spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram negatif, fakultatif
aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan
tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam
tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah
kepengembangan tifus, atau demam enterik.
Salmonella typhi menyebabkan
penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh
darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.
Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S. typhi
memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat
fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia.
Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi
Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan
yang dikonsumsi.
B. Sifat Bakteri
Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
~
bentuk batang,
gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh
pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
~
sebagian besar
salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan
kucing.
~
dialam bebas
salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
C. Struktur
antigen
a.
Antigen O
Antigen
O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya
terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC
selama 2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.
b.
Antigen H
Antigen
H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan berstruktur kimia protein.
Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan
pemberian alcohol atau asam.
c.
Antigen Vi
Antigen
Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman
dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan
selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol.
Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
d.
Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen
OMP Salmonella Typhi
merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane plasma dan lapisan
peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri
dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.
D.
Faktor Virulensi
Salmonella typhi memiliki
kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Spesies ini berisi
endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang ini diyakini
akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan mengeluarkannya
protein yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel
non-fagosit untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini
juga mampu menghambat meledak oksidatif leukosit, membuat respons imun bawaan
tidak efektif.
E. Epidemiologi
Pertemuan manusia untuk Salmonella
typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari individu yang terinfeksi kepada
orang sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme dapat
menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air tercemar.
Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air tercemar oleh
urin dan kotoran
individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk
infeksi adalah 100.000 bakteri. Demam Tifoid juga merupakan infeksi
laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam
tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan konsumsi, dengan pentingnya
diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme berkembang biak di
usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang dinding usus, dan menyebar ke
sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan melakukan sedikit
untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan untuk
tumbuh intrasel setelah pengambilan.
Transmisi Salmonella typhi hanya
terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari individu asimtomatik. 2-5%
dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis yang tidak
menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme layak mampu
menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus"
Maria Mallon, yang adalah seorang penangan makanan bertanggung jawab untuk
menginfeksi sedikitnya 78 orang, menewaskan 5. Pembawa ini sangat menular
menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya gejala
penyakit terkait.
Kerusakan yang disebabkan oleh demam
tifoid adalah reversibel dan terbatas jika pengobatan dimulai pada awal
infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di antara
individu-individu diperlakukan yang memiliki strain antibiotik-rentan
Salmonella typhi, membuat hasil dan prognosis untuk pasien yang positif.
F. Penularan
Adapun cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai
berikut:
1.
melalalui
makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2.
melalui air
untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
3.
Melalui
daging, telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang
matang.
4. makanan dan minuman
berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella typh, seperti
lalat, tikus, kucing dan ayam.
Setelah sembuh dari penyakitnya,
penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu cukup lama. Interksi ulang
(reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Makanan
penderita dapat juga menjadi karier karena bakteri menetap dan berkembang biak
dalam kandung empedunya. Bahan yang berbahaya untuk penularan adalah
feses penderita atau karier.
G. Cara
Pemeriksaan Laboratorium
Untuk keakuratan dalam penegakan
diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium
diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
1. Pemeriksaan
darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium
sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih
yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2. Pemeriksaan
Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus.
Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan
progresif menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
Ø Reaksi Widal
salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O
antigen (somatik antigen) H antigen (flagellar antigen) dan Vi antigen
(virulensi antigen). pada reaksi aglutinasinya :
·
Aglutinasi O
berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di
·
kocok.
·
Aglutinassi H
berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok
·
Aglutinsi Vi
berbentuk awan.
Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk
mengetahui ada tidaknya antibody terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan
mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan Vi dari
laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal posotif yang
berarti serum orang tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik
setelah vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit thypus ataupun sedang
menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki antybody terhadap
salmonella thypi.
Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit
thypus abdominalis. peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi
yang aktif, peninggian titer aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi,
peninggian titer aglutini Vi menunjukkan karier.
3. Diagnosa demam
Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman
Salmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan
dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk
menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut
digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan
pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah
penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa
banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan
kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid
A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC
(Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
H. Pengobatan
Dengan antibiotik yang tepat, lebih
dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang makanan diberikan melalui infus
sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan
antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam
rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau
mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Anti biotika yang sering digunakan:
·
Kloramfenikol :
Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
·
Tiamfenikol:
Dosis ; 4×500 mg.
·
Kotrimoksazol :
Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg
trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis :
50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
·
Sefalosporin
generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam
perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.
I.
Pencegahan
Vaksin tifus per-oral (ditelan)
memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada
orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang
yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Adapun untuk mencegahnya adalah
melakukan hal-hal berikut:
1.
Menyediakan
tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2. Mencuci tangan
sebelum mengkonsumsi jajanan.
3.
Menghindari
jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4. Menjaga agar
sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5. Jangan
menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6.
Melakukan
pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7.
Melakukan
vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8. Mencari
informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang penyakit ini,
maka pelajar akan lebih mudah untuk menjaga diri dan lingkungannya agar selalu
bersih dan sehat.
9. Menemukan dan
mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak lengah terhadap
kuman yang dibawa. Sebab, jika lengan, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
10. Daya tahan
tubuh ditingkatkan lagi.
11. Jangan banyak
jajan di luar rumah.
12. Mengkonsumsi
makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salmonella adalah penyebab utama dari
penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).
Pada umumnya, serotipe Salmonella
menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Salmonella typhi bisa berada dalam
air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle
yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat berakibat
fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia.
Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi
Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan
yang dikonsumsi.
B.
Saran
Adapun saran dari penulis yakni :
1.
supaya kita
selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari kontaminasi
dengan bakteri salmonella typhi.
2.
Agar mewaspadai
sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.
3.
Dan yang paling
penting adalah ” Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA
· Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti : Bandung.
· Arif Mansyur. 2007. “Semiloka
Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella”, Makassar.
· Brooks, Geo F, Butel, Janet S,
Morse, Stephen A. 2005. “Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Pertama”,
Salemba Medica : Jakarta.
· Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”, Fakultas
Kedokteran Universitas Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar